Sunday, December 14, 2014

Koran Jepang Minta Maaf Lantaran Istilah Budak Seks


Surat kabar terbesar Jepang meminta maaf karena menggunakan istilah 'budak seks' untuk perempuan asing yang bekerja di rumah bordil untuk tentara Jepang.

Koran Jepang Minta Maaf Lantaran Istilah Budak SeksMasalah 'wanita penghibur' tentara Jepang tetap merupakan hal yang peka di Asia. (AP via BBC Indonesia)
Surat kabar terbesar Jepang meminta maaf karena menggunakan istilah 'budak seks' untuk perempuan asing yang bekerja di rumah-rumah bordil untuk tentara Jepang pada PD II yang dinilai bukan istilah tepat.
Yomiuri Shimbun mengatakan istilah 'budak seks' tidak tepat karena berarti para perempuan dipaksa untuk melayani kebutuhan seks tentara Jepang.
Koran yang beraliran konservatif tersebut mengidentifikasi 97 artikel—dan 85 di antaranya yang mereka terbitkan—sepanjang tahun 1992-2013 menggunakan 'budak seks' atau istilah yang serupa.
Dalam pernyataan yang disebut Kono 1993, pemerintah Jepang mengatakan banyak perempuan yang dipaksa namun sejumlah pihak meminta agar pernyataan itu dikaji kembali.
Melalu pernyataan maafnya, Yomiuri juga menjelaskan bahwa warga yang bukan Jepang menghadapi kesulitan untuk memahami istilah 'perempuan penghibur' yang digunakan di Jepang untuk menggambarkan perempuan-perempuan asing yang melayani tentara Jepang.
Perdana Menteri Shinzo Abe, dan beberapa anggota parlemen dan para pegiat, berkampanye untuk tidak menggunakan istilah 'budak seks' dengan alasan para perempuan itu tidak dipaksa.
Mulai berkuasa Desember 2012 lalu, PM Abe sempat berharap untuk mengkaji lagi pernyataan Kono 1993 itu namun belakangan menegaskan tidak akan melakukannya karena mendapat protes dari Korea Selatan dan sejumlah pihak.
Bulan Mei 2013 lalu, Walikota Osaka, Toru Hashimoto, mengatakan perempuan penghibur atau jugun ianfu memberi kesempatan istirahat bagi para tentara Jepang yang hidupnya berada dalam risiko.
Masalah 'wanita penghibur' tentara Jepang pada masa PD II merupakan masalah yang peka di kalangan negara Asia Timur dan Asia Tenggara, yang berpendapat banyak perempuan dari negara mereka dipaksa untuk melayani kebutuhan seks tentara Jepang.

Related Posts:

  • Ini Kalender Tertua di Dunia Tahukah kamu kalender tertua didunia bernama Dresden Codex milik bangsa Maya,  kalender  terbuat dari kulit kayu. Para ilmuwan mengatakan, Dresden Codex sendiri dibuat beberapa waktu menjelang Columbus menemukan… Read More
  • Koran Jepang Minta Maaf Lantaran Istilah Budak Seks Surat kabar terbesar Jepang meminta maaf karena menggunakan istilah 'budak seks' untuk perempuan asing yang bekerja di rumah bordil untuk tentara Jepang. Masalah 'wanita penghibur' tentara Jepang tetap merupakan hal … Read More
  • Misteri Tjipetir dari Sukabumi Terpecahkan Benda persegi bertuliskan 'Tjipetir' bertebaran di pantai-pantai Inggris dan Eropa bagian utara. Dari manakah benda itu berasal? Louise Mamet menemukan blok Tjipetir di Dunes de Sainte Marguerite di Landeda, Prancis. (B… Read More
  • Piramida Kuno Peru Dihancurkan untuk Pembangunan PerumahanOtoritas di Peru mengatakan sebuah piramida kuno di situs arkeologi tertua dekat ibukota, Lima telah dihancurkan. Mereka menekankan tuduhan kriminal bagi dua perusahaan real-estate yang menghancurkan struktur bangunan deng… Read More
  • Mumi Berusia 1.000 Tahun Ditemukan Arkeolog di Peru menemukan dua mumi yang berusia lebih dari 1.000 tahun di wilayah pinggiran kota dari ibu kota Lima. Mumi yang terdiri dari seorang dewasa dan satu bocah ditemukan di kompleks kuno yang telah diselamatka… Read More

0 comments:

Post a Comment