Saya
banyak mengutip artikel dan tulisan mengenai Jiddu Krishnamurti, namun
tidak sedikit yang bertanya-tanya, siapakah sosok Jiddu Krishnamurti
ini. Mungkin sedikit uraian berikut dapat membantu.
Jiddu Krishnamurti
“Pengajaran bukanlah sesuatu yang di luar sana – dalam sebuah
buku; apa yang pengajaran katakan adalah, ‘Lihatlah diri Anda, pergilah
ke dalam diri Anda, bertanya kepada apa yang ada di sana, memahaminya,
dan melangkah melampauinya’, dan seterusnya. Pengajaran hanya bertujuan
untuk penunjukan, menjelaskan, namun Anda harus memahami, bukan
pengajaran, namun diri Anda.”
JIDDU KRISHNAMURTI lahir pada 12 Mei 1895 di Madanapalle, India
Selatan. Semenjak 1929 hingga meninggal dunia pada 1986 beliau bepergian
ke seluruh dunia berbicara secara spontan ke sejumlah besar pendengar.
Ia terlibat dalam dialog dengan para pemimpin agama, ilmuwan, profesor,
pengarang, psikolog, ahli komputer, dan masyarakat dari berbagai latar
belakang yang secara mendalam mempertanyakan kehidupan keseharian
mereka. Wejangan serta dialognya telah dikumpulkan dan diterbitkan ke
dalam lebih dari 50 buku dan diterjemahkan ke sedemikan banyak bahasa.
Bukunya meliputi Think on These Things, Education and the Significance of Life, The Awakening of Intelligence, dan The First and The Last Freedom.
Krishnamurti menyampaikan bahwa ia tidak terikat pada kasta,
kebangsaan, agama, dan tradisi manapun. Ia mengatakan bahwa manusia
haruslah membebaskan dirinya dari segala ketakutan, keterkondisian,
otoritas, dan dogma melalui pengetahuan-diri dan ini akan memberikan
tatanan serta mutasi psikologis. Konflik yang telah menyeret dunia ke
dalam kekerasan, ia sarankan, tidak dapat diubah ke dalam suatu
kehidupan penuh kebaikan, cinta, dan kasih dengan strategi politik,
sosial atau ekonomi apapun, namun hanya melalui mutasi ini dalam
individu yang tercipta melalui pengamatan mereka sendiri, tanpa meditasi
dari guru atau agama terorganisir manapun.
Kualitas Krishnamurti sebagai seorang filsuf tulen, menarik pemikir
dan filsuf tradisional maupun non-tradisional lainnya. Pimpinan berbagai
organisasi religius mengadakan diskusi dengannya, hanya untuk
mendengarkannya mengulangi tema sentralnya bahwa otoritas dalam agama
formal, psikologis atau politis adalah suatu penghalang untuk melihat
kebenaran; manusia haruslah menjadi guru bagi dirinya untuk membawa
perubahan psikologis. Menghadiri ceramah Krishnamurti pada 1961, Aldous
Huxley mengatakan,”Seperti sedang mendengarkan sebuah wejangan oleh Sang Buddha – kekuatan yang unik, …” Pada 1984 ia berbicara dengan ilmuwan ahli nuklir pada National Laboratory Research Center
di Los Alamos, New Mexico, Amerika Serikat. David Bohm Ph.D., ahli
fisika quantum dan sahabat Einstein, mendapati pembelajaran Krishnamurti
pararel dengan teori revolusioner fisikia miliknya. Ini membawa dialog
bertahun-tahun di antara mereka. Pada 1980 sejumlah percakapan antara
Krishnamurti dan Bohm, yang dimulai dengan pertanyaan ‘Apakah manusia
telah mengambil belokan yang keliru …?’ percakapan ini kemudian dimuat
dalam sebuah buku, The Ending of Time.
Inti Pembelajaran
Inti pembelajaran Krishnamurti terkandung dalam pernyataan yang dibuatnya pada 1929 saat ia mengatakan: Kebenaran
adalah suatu tanah tanpa jalan. Manusia tidak dapat mencapainya melalui
organisasi apapun, melalui keyakinan apapun, melalui dogma, pendeta
atau ritual apapun, tidak melalui pengetahuan filosofis atau teknik
psikologis. Ia harus menemukannya melalui cermin hubungan, melalui
pemahaman akan isi batinnya sendiri, melalui pengamatan dan bukan
melalui analisis intelektual atau pembedahan introspektif. Manusia telah
membangun di dalam dirinya citra sebagai suatu pagar keamanan religius,
politis, personal. Ini bermanifestasi sebagai simbol-simbol, ide-ide,
kepercayaan-kepercayaan. Beban akan citra-citra ini mendominasi
pemikiran manusia, hubungannya, dan kehidupan kesehariannya. Citra-citra
ini merupakan penyebab permasalahan kita oleh karena mereka membagi
manusia dari manusia lainnya. Pandangannya akan kehidupan dibentuk oleh
konsep-konsep yang telah didirikan di dalam batinnya. Isi kedarannya
merupakan keseluruhan keberadaannya. Isi ini sama pada semua
kemanusiaan. Individualitas merupakan nama, bentuk dan budaya permukaan
yang ia peroleh dari tradisi dan lingkungan. Keunikan manusia tidak
berada pada permukaan namun pada kebebasan seutuhnya dari segala isi
kesedarannya, yang mana umum pada seluruh umat manusia. Jadi ia bukanlah
individual.
Kebebasan bukanlah suatu reaksi; kebebasan bukanlah suatu pilihan.
Adalah kepalsuan manusia bahwa karena ia dapat memilih maka ia bebas.
Kebebasan adalah pengamatan murni tanpa arahan, tanpa ketakutan akan
hukuman dan penghargaan. Kebebasan tanpa motif; kebebasan bukanlah pada
akhir evolusi manusia namun terdapat pada langkah pertama keberadaannya.
Dalam pengamatan seseorang mulai menemukan kurangnya kebebasan.
Kebebasan ditemukan dalam kesadaran tanpa pilihan (choiceless awareness)
akan keberadaan dan aktivitas harian kita.
Pikiran adalah waktu. Pikiran lahir dari pengalaman dan
pengetahuan, yang mana tidak dapat dipisahkan dari waktu dan masa lalu.
Waktu adalah musuh psikologis manusia. Tindakan kita berdasarkan
pengetahuan dan itu adalah waktu, jadi manusia selalu seorang budak
terhadap masa lalu. Pikiran selamanya terbatas dan demikian kita hidup
dalam konflik dan pergulatan konstan. Tidak terdapat evolusi psikologis.
Saat manusia menjadi sadar akan pergerakan pikirannya sendiri, dia
akan melihat pembagian antara pemikir dan pikiran, pengamat dan yang
diamati, yang mengalami dan pengalaman. Ia akan menemukan bahwa
pembagian ini adalah suatu ilusi. Maka hanya ada pengamatan murni yang
mendalam tanpa bayangan akan masa lalu atau waktu. Pemahaman mendalam
tanpa waktu ini membawa suatu mutasi dalam, radikal dalam batin.
Penyangkalan total merupakan esensi yang positif. Saat terdapat
penyangkalan akan semua hal itu yang mana pikiran telah menimbulkan
secara psikologis, hanya kemudian terdapat cinta, yang merupakan kasih
dan kecerdesan.
Disadur dari: www.jkrishnamurti.org
Jiddu Krishnamurti adalah penulis dan pembicara yang cukup dikenal
dalam filsafat fundamental dan subjek-subjek spiritual. Hampir selama 60
tahun ia berkeliling dunia, menunjukkan kepada orang-orang perlunya
mentransformasi diri mereka melalui pengenalan sang diri (self knowledge),
dengan menjadi sadar akan pikiran dan perasaan dalam kehidupan
keseharian. Ia mengemukakan bahwa suatu perubahan fundamental dalam
masyarakat hanya dapat terwujud melalui suatu perubahan radikal di dalam
diri seseorang, karena masyarakat merupakan hasil interaksi
individu-individu. Meski ia sangat hidup (selaras) dengan isu-isu
kontemporer selama berpuluh tahun, jawabannya berakar dalam padangan
tanpa batas waktu-nya akan kehidupan dan kebenaran.
Krishnamurti lahir dalam sebuah keluarga Brahmana Telugu, dan pada
tahun 1909 bertemu C.W. Leadbeater pada sebuah pantai pribadi di kantor
pusat masyarakat Teosofi, Adnyar-Chennai, India. Kemudian ia dibesarkan
dalam asuhan Annie Besant dan C.W. Leadbeater, para pimpinan teosofi
pada masa itu, yang percaya bahwa ia adalah “wahana” bagi “Jagad Guru”
atau Guru Dunia yang dinantikan. Sebagai remaja muda, ia diasuh dalam
ide ini dan sebuah organisasi tingkat dunia (The Order of The Star)
didirikan untuk mendukungnya. Walau kemudian ia membubarkan organisasi
tersebut sebagaimana pandangannya bahwa kebenaran tidak dapat diperoleh
melalui organisasi manapun, dan tidak selayaknya juga sebuah organisasi
dibentuk untuk tujuan itu. Seseorang haruslah menemukan kebenaran itu
melalui pengamatan, tidak melalui dogma, ritual, otoritas, maupun guru.
Tahun 1984 ia dianugrahi medali perdamaian PBB pada subjek perdamaian
dan kesadaran.
Latar Belakang Keluarga dan Masa Anak-Anak
Krishnamurti lahir dari keluarga Brahmin yang berbahasa Telugu.
Ayahnya Jiddu Narianiah, dipekerjakan sebagai petugas bidang
administrasi pemerintah kolonial Inggris. Keluarga mereka merupakan
vegetarian yang ketat, bahkan tidak mengkonsumsi telur.
Ia lahir pada 12 Mei 1895 (atau 11 Mei menurut kalender Bramana),
pada sebuah kota kecil bernama Madanapalle di Distrik Chittoor – Andhra
Pradesh sekitar 150 mil (250 km) Utara Madras (sekarang Chennai).
Pada tahun 1903, keluarganya berdiam di Cudappah dimana pada kediaman
sebelumnya Krishnamurti terserang malaria, sebuah penyakit yang ia
derita kambuh-kambuhan hingga beberapa tahun. Ia seorang anak yang
sensitif dan sakit-sakitan: “pelamun dan tidak jelas”, dia sering
dikatagorikan dalam retardasi mental, dan secara berkala memperoleh
pukulan di sekolah oleh gurunya dan dirumah oleh ayahnya. Dalam memoir
yang ia tulis saat ia berusia delapan belas, ia juga mendiskripsikan
pengalaman fisik, telah “melihat” saudarinya setelah saudarinya
meninggal pada 1904, sebagaimana ia melihat almarhum ibunya yang
meninggal pada 1905 saat ia berusia sepuluh tahun.
Ayah Krishnamurti pensiun pada akhir 1907, dan, karena keadaan serba
kekurangan, menulis kepada Annie Besant, yang kemudian adalah presiden
Masyarakat Teosofi, mencari pekerjaan di lahan Kantor Pusat Teosofi
seluas 260-acre di Adnyar. Ia kemudian dipekerjakan oleh Teosofi pada
sebuah posisi kleris, dan keluarganya pindah ke sana pada Januari 1909.
“Penemuan” dan Konsekuensinya
Hanya beberapa bulan sejak kepindahan terakhir di mana Krishnamurti
ditemukan oleh Teosofis peringkat atas dan okultis yang menonjol C.W.
Leadbeater, yang dikenal mampu melihat aura (clairvoyance).
Selama kunjungannya ke pantai Teosofi di akhir sungai Adnyar, Leadbeater
memperhatikan Krishnamurti (yang juga sering ke pantai bersama yang
lain), dan begitu terkagum dengan “aura terindah yang pernah ia saksikan tanpa setitik partikel keegoisan di dalamnya”.
Kesan kuat ini tidak sesuai dengan penampilan luar Krishnamurti, yang
mana, menurut kesaksian, cukup umum, tidak impresif, dan tidak rapi.
Anak itu juga dipertimbangkan sebagai “orang bodoh tertentu”, ia sering memiliki “suatu ekspresi kosong” yang “memberikannya suatu penampilan hampir dungu”. Leadbeater tetap “tak tergoyah” bahwa anak itu akan menjadi seorang guru besar.
Selanjutnya pada 1911, sebuah organisasi baru disebut Order of the Star
dibentuk oleh pimpinan Teosofi dengan tujuan mempersiapkan dunia untuk
“kedatangan” Sang Guru (beberapa sumber menyebutnya sebagai Lord
Maitreya). Krishnamurti ditunjuk sebagai ketuanya, dengan para Teosofi
senior pada berbagai posisi. Keanggotaan terbuka bagi siapapun yang
menerima doktrin kedatangan “Guru Dunia”. Kontroversi kemudian muncul
setelahnya, baik di dalam maupun di luar masyarkat Teosofi, dalam
lingkaran Hindu dan pemberitaan India.
Krishnamurti (atau Krishnaji sebagaimana ia sering disebut) dan adik
laki-lakinya Nitya secara privat dibekali di perumahan Teosofi di
Madras, dan kemudian dibawa ke suatu kehidupan yang lebih makmur di
antara sebuah bagian masyarakat Eropa kelas atas dengan tujuan
menyelesaikan pendidikan mereka. Selama masa ini, Krishnamurti membangun
ikatan yang kuat dengan Annie Besant, hubungan ibu dan anak angkat.
Ayahnya, ditekan ke latar belakang oleh pusaran keinginan di sekitar
Krishnamurti, menuntut Masyarakat Teosofi pada 1912 untuk melindungi
kepentingannya sebagai orang tua. Setelah perang legal berkepanjangan.
Besant mengambil pengasuhan legal atas Krishnamurti dan adiknya Nitya.
Sebagai hasil pemisahan ini dari keluarga dan rumahnya, Krishnamurti dan
adiknya menjadi sangat dekat, dan pada tahun-tahun berikut mereka
sering bepergian bersama.
Tumbuh Dewasa
Mary Lutyens, dalam Biografi Krishnamurti yang ditulisnya,
menyebutkan bahwa terdapat suatu waktu saat K (baca:Krishnamurti)
sepenuhnya percaya bahwa ia akan menjadi “Guru Dunia”, setelah
pembenahan spiritual serta bimbingan sekuler dan pendidikan. Biografi
lain mendiskripsikan program harian termasuk olah raga dan kegiatan
ketat, pendiktean dalam berbagai subjek persekolahan, pembelajaran
teosofis dan religius, yoga dan meditasi, sebagaimana instruksi pada
higienitas selayaknya dan cara serta budaya masyarakat Inggris. Tidak
seperti olah raga, di mana ia menunjukkan suatu bakat alami,
Krishnamurti selalu mengalami masalah dengan sekolah formal dan tidak
memiliki kecenderungan akademik. Ia akhirnya menyerah pada pendidikan
universitas setelah beberapa kali mencoba memasuki. Ia berbicara bahasa
asing, bahkan beberapa (bahasa Itali dan Prancis di antaranya) dengan
fasih. Pada periode ini, ia tampaknya menikmati membaca bagian-bagian Old Testament,
dan terkesan dengan beberapa (naskah) klasikal Barat, khususnya
Shelley, Dostoyevsky, dan Nietzsche. Ia juga, sejak kanak-kanak,
memiliki keahlian mekanik dan observasional, mampu membenahi bongkar
pasang mesin-mesin rumit.
Citra publiknya, secara asli berasal dari para Teosofi. Namun, sejak
Krishnamurti tumbuh dewasa, ia menunjukkan tanda-tanda pemberontakan
kaum dewasa dan ketidakstabilan emosional, kesal pada aturan yang
ditanamkan padanya, dan terkadang memiliki keraguan tentang masa depan
yang digambarkan untuknya.
Pada 1922, Krishnamurti dan Nitya bepergian dari Sydney ke California
dalam perjalanan mereka menuju Switzerland. Selama di California,
mereka tinggal di sebuah kotage pada sebuah lembah terpencil dekat Ojai,
ditawarkan pada mereka oleh seorang anggota Order of the Star
berkebangsaan Amerika sebagai tempat khusus. Akhirnya sebuah kelompok,
dibentuk oleh para pendukung, membelikan kotage dan properti di
sekitarnya untuk mereka, yang kemudian menjadi tempat tinggal resmi
Krishnamurti.
Bertempat di sana, pada Agustus 1922, Krishnamurti melalui suatu
pengalaman (yang) “mengubah hidup” secara mendalam. Terjadi secara
simultan, dan dengan tetap, dikarakteristik sebagai suatu pencerahan
spiritual, suatu transformasi psikologis, dan suatu “pengkondisian”
fisik. Krishnamurti dan mereka yang di dekatnya, menyebutnya sebagai
“proses”, dan itu berlanjut, dalam interval yang sangat sering dan
berbagai bentuk intensitas, hingga ia meninggal kemudian. Saksi mata
mengingat bahwa itu dimulai pada tanggal 17, dengan sakit luar biasa
pada tengkuknya, dan pembengkakan keras yang menyerupai bola. Beberapa
hari selanjutnya, gejala memburuk, dengan peningkatan rasa sakit,
ketidaknyamanan fisik yang luar biasa dan sensitivitas, kehilangan nafsu
makan sepenuhnya dan terkadang berucap terputus-putus yang
membingungkan. Kemudian, ia tampaknya jatuh pada keadaan tidaksadarkan
diri; sesungguhnya, ia mengingat bahwa ia sangat sadar akan
sekililingnya dan sementara pada keadaan tersebut, ia mengalami suatu
“penggabungan mistikal”. Hari-hari selanjutnya gejala dan pengalaman
semakin intensif, memuncak dengan suatu rasa akan “kedaimaian tak
terkira”
“…Aku teramat bahagia, karena aku telah melihat. Tiada apapun kan
dapat menjadi sama lagi. Aku telah masuk pada air-air yang bersih dan
murni dan dahagaku telah terhapuskan … aku telah melihat sang Cahaya.
Aku telah menyentuh kasih yang menyembuhkan semua kesedihan dan
penderitaan; itu bukanlah bagi diriku, namun bagi dunia … cinta dalam
segala kejayaannya telah meracuni hatiku; hatiku tak akan pernah mampu
ditutup. Aku telah mabuk pada sumber kenikmatan dan keindahan abadi. Aku
teracuni Tuhan.”
Kejadian serupa berlanjut dengan intermisi pendek hingga Oktober, dan
kemudian akhirnya teresume secara teratur, selalu melibatkan beberapa
derajat rasa sakit fisik untuk menandai mulainya “proses”, disertai oleh
apa yang secara tetap dideskripsikan sebagai “kehadiran”,
“pemberkatan”, “pemenuhan”, “pensakralan”, yang sering dilaporkan
“terasa” oleh keberadaan lain.
Sejumlah penjelasan telah diajukan untuk kejadian pada 1922, dan
“proses” pada umumnya. Leadbeater dan para Teosofi lainnya, meski mereka
berharap “wahana” agar memiliki pengalaman paranormal tertentu, secara
mendasar bingung pada perkembangan yang terjadi, dan pada hilangnya
kemampuan untuk menjelaskan secara keseluruhan.
Akhirnya, kematian tidak terduga adiknya Nitya pada 11 November 1925
pada usia 27 dari tuberkulosis, setelah riwayat panjang dengan penyakit
itu, secara fundamental mengejutkan kepercayaan dan keyakinan
Krishnamurti pada Teosofi dan para pimpinan Masyarakat Teosofi.
Pengalaman kematian adiknya memusnahkan ilusi yang masih tersisa, dan
hal-hal tidak akan sama lagi.
“… Sebuah mimpi lama kini mati dan yang baru tengah lahir,
selayaknya sekuntum bunga yang ditancapkan ke dalam bumi yang padat.
Sebuah pandangan baru datang menjadi nyata dan sebuah kesadaran yang
lebih besar sedang terungkapkan … sebuah kekuatan baru, lahir dari
penderitaan, sedang berdenyut di dalam pembuluh dan sebuah simpati dan
pengertian baru tengah lahir dari penderitaan masa lalu – sebuah hasrat
yang lebih besar untuk melihat orang lain tidak menderita, dan, jika
mereka harus menderita, melihat bahwa mereka menghadapinya secara
terhormat dan keluar darinya tanpa terlalu banyak bekas luka. Saya telah
menangis, namun saya tidak ingin orang lain menangis, namun jika mereka
menangis, saya tahu apa maknanya.”
Putus Dengan Masa Lalu
Pandangan baru dan kesadaran Krishnamurti terus berkembang dan
mencapai klimaks pada 1929, saat ia menolak ajakan Leadbeater dan Besant
untuk tetap bersama Order of the Star. Krishnamurti membubarkan Ordo pada perkemahan tahunan (annual Star camp)
di Ommen, Belanda, pada 3 Agustus 1929, dimana di depan Annie Besant
dan ratusan anggota, ia memberikan pidato, mengatakan beberapa hal di
antaranya:
“Anda boleh mengingat cerita tentang bagaimana si iblis dan seorang
temannya sedang berjalan di sebuah marga, saat mereka melihat ke depan,
seorang pria menatap ke bawah dan mengambil sesuatu dari tanah,
melihatnya, kemudian meletakkannya begitu saja ke dalam saku. Si teman
berkata pada si iblis, ‘Apa yang pria itu pungut?’ ‘Ia memungut sepotong kebenaran,’ kata si iblis. ‘itu urusan yang sangat buruk buatmu nantinya,’ kata temannya. ‘Oh, tidak sama sekali,’ si iblis menjawab, ‘saya akan membantunya untuk mengelola itu.’
Saya tegaskan bahwa kebenaran adalah sebuah tanah tanpa jalan, dan Anda
tidak dapat mencapainya melalui jalan apapun, melalui agama manapun,
sekte apapun. Itulah titik pandang saya, dan saya melekat padanya secara
absolut dan tidak terkondisi. Kebenaran, menjadi tiada berbatas, tidak
terkondisi, tidak dapat dicapai oleh jalan apapun, tidak dapat
diorganisasikan, tidak juga organisasi apapun dibentuk untuk menuntun
atau mengerahkan orang-orang pada suatu jalan tertentu.”
Dan juga:
“Ini bukanlah perbuatan luar biasa, karena saya tidak menginginkan
pengikut, dan saya bersunguh-sungguh dengan hal ini. Saat Anda mengikuti
seseorang Anda berhenti mengikuti Kebenaran. Saya tidak peduli apakah
Anda menaruh perhatian pada apa yang saya sampaikan ataukah tidak. Saya
ingin melakukan hal tertentu di dunia dan saya akan melakukannya dengan
konsentrasi tanpa keraguan. Saya beperhatian dengan hanya sebuah hal
esensial: untuk membebaskan manusia. Saya ingin membebaskannya dari
semua kurungan, dari segala ketakutan, dan bukan untuk mendirikan agama,
sekte baru, dan bukan untuk membangun teori-teori baru atau
filsafat-filsafat baru.”
Setelah pembubaran, Leadbeater dan Teosofi lainnya berbalik menentang
Krishnamurti dan secara umum mengira apakah “Kedatangan telah keliru”.
Mary Lutyens menyebutkan bahwa “… setelah bertahun tahun
pemproklamiran Kedatangan, akan penekanan lagi dan lagi terhadap bahaya
penolakan Guru Dunia saat ia datang karena ia terikat (untuk) mengatakan
sesuatu yang seluruhnya baru dan tidak diharapkan, sesuatu yang
bertolak belakang bagi kebanyakan ide lama dan harapan orang-orang, para
pimpinan Teosofi, satu per satu, jatuh ke dalam perangkap terhadap yang
mana mereka begitu tiada hentinya memperingati yang lain.”
Krishnamurti telah menolak semua kepercayaan terorganisir, anggapan
akan “guru”, dan seluruh hubungan guru-pengikut, menyatakan sebaliknya
(untuk) bekerja dalam membebaskan manusia sepenuhnya bebas. Dari waktu
itu, ia mulai melepas dirinya dari masyarakat (Teosofi) serta pengajaran
dan praktek Teosofi. Sebagaimana Lutyens mencatat, ia tidak pernah
menolak menjadi Guru Dunia, berkata pada Lady Emily “Anda tahu Bu, saya tidak pernah menolaknya [menjadi Guru Dunia], saya hanya
mengatakan itu tidaklah penting siapa atau apa saya, namun mereka harus
mengamati apa yang saya katakan, yang mana tidak berarti bahwa saya
menolak menjadi W.T.” saat seorang reporter menanyakan padanya jika ia adalah Kristus, ia menjawab “Ya, dalam rasa yang murni namun tidak pada rasa yang diterima secara tradisional akan kata.”
Krishnamurti merujuk ajaran-nya hanya sebagai “ajaran” dan bukan
“ajaran saya”. Perhatiannya selalu mengenai “ajaran”: pengajar (guru)
tidak memiliki kepentingan, dan autoritas spiritual ditolak.
“Semua autoritas akan apapun, khususnya dalam lapang pikiran dan
pemahaman, adalah hal jahat yang paling menghancurkan. Pemimpin
menghancurkan pengikut dan pengikut menghancurkan pimpinan. Anda harus
menjadi guru dan murid anda sendiri. Anda harus mempertanyakan segala
yang manusia telah terima sebagai bernilai, sebagai penting.”
Krishnamurti mengembalikan semua uang dan properti yang didonasikan pada Order of the Star
– termasuk sebuak kastil di Belanda dan tanah sekitar 5.000 acre (±2023
hektar) – ke donatur mereka. Ia kemudian menghabiskan hidupnya
mengadakan dialog dan memberikan pembicaraan publik berkeliling dunia
pada kealamian akan kepercayaan, kebenaran, kesedihan, kebebasan,
kematian, yang tampaknya pencarian abadi akan suatu kehidupan dengan
pemenuhan spiritual, dan subjek-subjek terkait. Berangkat dari
pengertian “tanah tanpa jalan”, ia tidak menerima pengikut maupun
pemuja, melihat hubungan antara guru dan murid sebagai pendukung
antitesa emansipasi spiritual – ketergantungan serta eksploitasi. Ia
secara terus menerus mendorong orang-orang untuk berbipikir secara
independen dan jernih serta mengeksplorasi dan mendiskusikan topik-topik
spesifik bersama dengannya, “berjalan sebagai dua sahabat”. Ia menerima
hadiah dan dukungan finansial secara bebas yang ditawarkan padanya oleh
orang-orang yang terinsiprasi oleh karyanya, dan tanpa kenal lelah
melanjutkan dengan tur ceramah serta publikasi buku-buku dan transkrip
pembicaraan lebih dari setengah abad.
Tahun-Tahun Pertengahan
Dari 1930 hingga 1944, Krishnamurti terlibat dalam tur dialog dan
publikasi pokok-pokok masalah atas bantuan “Star Publishing Trust “
(SPT) yang ia dirikan bersama sahabat dekatnya dari Order Of The Star,
D. Rajagopal, dan istri Rajagopal, Rosalind Williams Rajagopal,
bertempat di rumah yang kenal sebagai “Arya Vihara”. Bisnis dan
pengelolaan SPT dikepalai oleh D. Rajagopal, karena Krishnamurti
mendedikasikan waktunya untuk berceramah dan meditasi. Hingga tahun
1930-an, Krishnamurti berbicara di Eropa, Amerika Latin, India,
Australia, dan Amerika Serikat.
Pada 1938, Karishnamurti berkenalan dengan Aldous Huxley yang baru
saja tiba dari eropa selama 1937. Kedua orang ini pun memulai persahabat
panjang selama bertahun-tahun. Mereka memiliki perhatian yang sama
mengenai konflik berkepanjangan di Eropa yang mereka pandang sebagai
hasil pengaruh merusak dari nasionalisme.
Pendirian Krishnamurti pada perang dunia II sering diterjamahkan
sebagai pacifisme dan bahkan subversi selama masa semangat patriotik di
Amerika Serikat dan untuk beberapa selang waktu ia berada di bawah
pengawasan FBI. Ia tidak berbicara di hadapan publik selama periode
sekitar empat tahun antara 1940 hingga 1944. Selama masa ini ia hidup
dan bekerja dengan menyepi di Arya Vihara, yang selama perang
dioperasikan sebagai suatu pertanian yang dikelola sendiri, produk
lebihnya didonasikan untuk usaha perbaikan di Eropa.
Krishnamurti memecahkan kesunyiannya dari ceramah publik pada Mei 194
dengan serangkai pembicaraan di Ojai. Pembicaraan ini dan beberapa
materi penyertanya dipublikasikan oleh “Krishnamurti Writing Inc.”
(KWINC), penerus “Star Publishing Trust”. Ini adalah pusat entitas baru
yang berhungan dengan Krishnamurti yang mendunia, yang tujuan tunggalnya
penyebaran “ajaran”.
Saat di India setelah perang dunia II, banyak tokoh menonjol datang
menemuinya, termasuk Perdana Menteri Jawaharlal Nehru. Dalam pertemua
dengan Nehru ini, Krishnamurti memerinci ajaran, mengatakan dalam satu
kalimat, “Memahami sang diri hanya timbul pada hubungan, dalam
melihat diri Anda dalam hubungan dengan orang-orang, ide-ide, dan
berbagai hal; terhadap pepohonan, bumi, dan dunia di sekitar dan di
dalam diri Anda. Hubungan merupakan cermin di mana sang diri
termunculkan. Tanpa pengetahuan-diri tidak terdapat dasar bagi pikiran
dan tindakan yang benar.” Nehru menanyakan, “Bagaimana seseorang memulainya?” di mana Krishnamurti menjawab, “Mulailah (dari) di mana diri Anda. Baca setiap kata, setiap frase, setiap paragraf batin sebagaimana ia bekerja melalui pikiran.”
Tahun-Tahun Selanjutnya
Krishnamurti melanjutkan berbicara pada ceramah publik di seluruh
dunia, dengan diskusi kelompok dan orang-orang yang menaruh perhatian.
Pada akhir 1980, ia mengafirmasikan kembali elemen-elemen dasar pesannya
dalam sebuah pernyataan tertulis yang kemudian di kenal sebagai “Core of The Teaching”, sebagaimana yang telah ditulis pada bagian sebelumnya pada inti pembelajaran.
Pada April 1985 ia berbicara sebagai undangan di markas PBB, New York, di mana ia dianugrahi Medali Perdamaian PBB 1984.
Pada November 1985 hingga Januari 1986 ia mengunjungi India untuk
yang terakhir kalinya, mengadakan sejumlah pembicaraan dan diskusi
“perpisahan”. Pembicaraan-pembicaraan terakhir termasuk berbagai
pertanyaan fundamental yang telah ditanyakan padanya selama
bertahun-tahun, sebagaimana juga perhatian-perhatian yang lebih baru
terhadap kemajuan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan cara mereka
mempengaruhi umat manusia. Krishnamurti menyampaikan pada para sahabat
bahwa ia tidak ingin mengundang kematian, namun tidak yakin berapa lama
tubuhnya akan bertahan, dan saat ia tidak dapat lagi berbicara, ia tidak
lagi memiliki tujuan apapun. Dalam permbicaraan terakhirnya pada 4
Januari 1986 di Madras, ia sekali lagi mengundang para pendengar untuk
mengamati bersamanya kealamian mempertanyakan, efek teknologi, kealamian
hidup dan meditasi, dan kealamian penciptaan:
“… Jadi, kita sedang mempertanyakan ke dalam apa yang menciptakan
seekor burung. Apakah penciptaan di balik semua ini? Apakah Anda sedang
menunggu saya untuk mendeskripsikannya, memasukinya? Apakah Anda
menginginkan saya untuk memasukinya? Kenapa? [dari pendengar:
untuk memahami apakah penciptaan itu]. Mengapa Anda menanyakan itu?
Karena saya menanyakan? Tidak ada deskripsi yang akan pernah
mendeskripsikan keaslian (asalnya). Aslinya tidak bernama; keaslian
sepenuhnya hening, ia tidak menderu berisik. Penciptaan adalah sesuatu
yang paling kudus, itu adalah hal paling sakral dalam kehidupan, dan
jika Anda membuat kacau hidup Anda, rubahlah itu. Rubahlah itu hari ini,
jangan esok, jika Anda tidak pasti, temukanlah mengapa dan jadilah
pasti. Jika pemikiran Anda tidak lurus, berpikirlah lurus, secara logis.
Jika tidak semua ini disiapkan, ditetapkan, Anda tidak bisa memasuki
dunia ini, ke dalam dunia penciptaan.”
Krishnamurti juga berperhatian pada warisannya, tentang dengan tidak
sengaja berubah ke dalam sebentuk orang penting yang ajarannya telah
diturunkan ke individu-individu istimewa, daripada dunia seluruhnya. Ia
tidak inginkan siapapun memposisikan diri sebagai seorang pentafsir
ajaran. Ia mengingatkan orang-orang terdekat dan beberapa kenalan bahwa
mereka tidak menghadirkan diri mereka sebagai pembicara atas namanya,
atau sebagai penerus setelah kepergiannya.
Beberapa hari sebelum kematiannya, dalam sebuah pernyataan final, ia
dengan tegas menyatakan bahwa “tidak seorangpun” di antara rekannya,
atau masyarakat umum, telah memahami apa yang telah terjadi padanya
(sebagai pembuluh ajaran), tidak juga mereka memahami ajaran itu
sendiri. Ia menambahkan bahwa “energi maha besar” yang bekerja
semasa hidupnya akan hilang bersama kematiannya, sekali lagi
mengimplikasikan kemustahilan akan penerus. Bagaimanapun juga, ia
menyampaikan dengan menyatakan bahwa orang-orang mampu mencapai energi
itu, dan memperoleh setakar pemahaman “… jika mereka menghidupkan ajaran.”
J. Krishnamurti meninggal pada 17 Februari 1986 pada umur 90 tahun,
akibat kanker pankreas. Yang tersisa darinya dikremasikan dan disebarkan
oleh para sahabat dan mantan rekan di tiga negara di mana ia
mengahabiskan sebagian besar masa hidupnya: India, Inggris dan Amerika
Serikat.
Pengaruh
Pengaruh terakhir Krishnamurti begitu sulit diukur dalam suatu cara
objektif; tidak terdapat entitas organisasi atau lainnya, berdasarkan
pada “filosofi”-nya, yang kemajuannya dapat diukur. Pendiriannya bahwa
tidak akan ada penerus atau penafsir sejauh ini mencegah individu maupun
kelompok dari mengatashakkan untuk hadir sebagai penerus atau pemahaman
unik akan filosofinya. Krishnamurti sendiri telah menandai pada 1929
saat pembubaran Order of The Star, bahwa ia tidak tertarik dengan jumlah, mengatakan “jika
hanya ada lima orang yang akan mendengarkan, yang akan hidup, yang
memalingkan wajah mereka ke arah keabadian, itu akan mencukupi.”
Bagaimana pun juga, ada, sebagaimana awal 2007, bukti anekdotal dan
lainnya mengarah bahwa ketertarikan padanya dan “ajaran” tidak berkurang
sejak kematiannya. Sejumlah besar buku, audio, video, dan materi
komputer, masih tercetak dan disebarkan oleh sejumlah besar retailer
tradisional dan online. Keempat yayasan resmi terus membenahi
arsip-arsip, menerjemahkan karya-karya ke berbagai bahasa, mengkonversi
ke dalam bentuk digital dan lainnya, menggarap situs internet,
mensponsori program televisi, mengadakan pertemuan dan dialog dengan
mereka yang tertarik dari seluruh dunia.
Karena ide-idenya dan era-nya, Krishnamurti datang untuk disaksikan
sebagai seorang teladan bagi guru-guru spiritual modern yang menolak
ritual-ritual formal serta dogma-dogma. Pemikirannya akan kebenaran
merupakan tanah tanpa jalan, dengan kemungkinan pembebasan segera,
tercerminkan dalam ajaran sebedanya seperti banyak orang, bahkan Dalai
Lama yang menyebut Krishnamurti sebagai filsuf terbesar yang pernah ada.
Krishnamurti adalah sahabat dekat Aldous Huxley. Huxley menulis kata pembuka pada The First and Last Freedom.
Krishnamurti juga merupakan sahabat Joseph Campbell Sang Mitilogis dan
artis Beatrice Wood, pemikiran Krishnamurti juga mempengaruhi karya
mereka, sebagaimana pengarang Deepak Chopra. Album Live, Mental Jewelry
berdasarkan filosofi Krishnamurti. Samuel Aun Woer yang adalah filsuf
gnostik dan okultis abad ke-20 memuji ajaran yang disampaikan
Krishnamurti, menyatakan bahwa “jiwa di dalam”-nya adalah “Buddha yang amat tercerahkan.” Banyak tokoh yang tertarik ke dalam visinya seperti Enstein, Dalai Lama, Kahlil Gibran, dan Charlie Chaplin.
Di India, dengan tradisi panjangnya akan penantian orang “suci”, para
pertama dan guru agama tersendiri. Krishnamurti menarik perhatian
sejumlah besar orang dalam ceramah publik dan wawancara pribadi. Ia
dianggap sebagai “Mahaguru” oleh tokoh-tokoh agama lainnya sebagaimana
oleh mistikus Ramana Maharshi yang dihormati, guru spiritual Anandmai
Ma, sebagaimana juga oleh tokoh yang dikenal baik oleh dunia Barat
seperti Osho (Bhagavan Shri Rajnee). Meskipun memiliki suatu kelembutan
khusus bagi seorang sanyasin atau bikhu buddhis sejati, kritiknya pada
berbagai ritual, disiplin, dan kegiatan mereka begitu menghancurkan.
Dalam sebuah contoh, Anandmai Ma bertanya padanya “Mengapa Anda menolak para guru? Anda yang adalah Sang Guru dari para Guru” di mana Krishnamurti menjawab, “Orang-orang menggunakan guru sebagai sebuah tongkat penyangga.”
Hingga kini Krishnamurti dikenal luas oleh mereka yang mengambil
langkah hidup kerohanian, para penjelajah dunia meditasi. Ia dikenal
sebagai “Jagad Guru”, “Guru Dunia”, “Mahaguru”, yang tidak berkenan dirinya disebut sebagai Guru, karena baginya semua itu bukanlah yang terpenting.
Adaptasi dari wikipedia.org
–0–
“Sahabat, jangan hiraukan siapa saya; Anda tak akan pernah tahu.
Saya tak ingin Anda menerima apa saja yang saya katakan. Saya tak
membutuhkan apa-apa dari siapapun; atau tak menginginkan popularitas;
saya tak membutuhkan sanjungan Anda, atau Anda mengikuti. Karena saya
mencintai kehidupan, saya tak memerlukan apapun. Masalah-masalah ini
tidaklah terlalu penting; yang penting adalah fakta bahwa Anda mengikuti
dan membiarkan pertimbangan anda dikotori oleh otoritas. Pertimbangan
anda, batin anda, kasih sayang anda, kehidupan anda dikotori oleh
hal-hal yang tiada bermakna, dan di sana terdapat duka.”
J. Krishnamurti .
Osho adalah sebuah undangan
ReplyDeleteuntuk semua pencari kebenaran sejati
Osho adalah semua jawaban bagi segala pertanyaan spiritual
ialah orang yang paling tercerahkan yang pernah ada
semua orang yang waras dan bersedia menerima kebenaran sejati
kamu wajib menyelidiki tentang osho dan semua ajarannya sebelum kamu mati
jangan percaya begitu saja apa yang orang katakan tentang Osho
melainkan selidikilah sendiri semua tentangnya, ragukanlah sampai kamu mendengar melihat merasakan dan mengalaminya sendiri.
Osho tidak pernah lahir, tidak pernah mati.. hanya berkunjung untuk sementara waktu di bumi ini.