1.
Sebelumnya nama Iwan Fals memiliki ejaan yang berubah-ubah. Dalam
beberapa album lamanya pernah memakai ejaan IWAN FALES, IWAN PALES, IWAN
FALLS, IWAN FALSE. Hingga akhirnya disederhanakan oleh pihak recording
menjadi Iwan Fals saja. Pada album lamanya juga pernah dicantumkan nama
asli (Virgiawan Listanto) sebagai pencipta lagu.
2.
Sebelum album ‘Sarjana Muda’ (1981), Iwan Fals sebenarnya sudah pernah
rilis beberapa album. Tetapi sekarang tidak ada satupun yang bisa
ditemukan di record store. Semuanya jadi collector item yang diburu para
penggemar fanatiknya. Karya-karya yang musik dan liriknya sangat
sederhana tersebar dibeberapa album yaitu ‘Yang Muda Yang Bercanda’,
‘Canda Dalam Nada’, ‘Canda Dalam Ronda’, ‘Perjalanan’ dan ‘Tiga Bulan’.
Bisa dihitung hanya beberapa yang masih memiliki dan merawat album-album
ini.
3. Lagu
‘Kemesraan’ adalah karya dari Franky dan Jhony Sahilatua yang pada
awalnya dinyanyikan oleh duet legendaris Franky dan Jane. Namun pada
masa itu lagu ini tidak terlalu populer. Kemudian Iwan Fals ditawari
untuk menyanyikan kembali bersama Titiek Hamzah. Lagi-lagi karya ini
tidak terlalu dikenal. Baru kemudian pada tahun 1988 lagu ini
dinyanyikan bersama-sama penyanyi lain yang tergabung dalam Musica
Studio seperti Chrisye (alm), Rafika Duri, Betharia Sonata dan
sebagainya dan menjadi lagu yang populer dan legendaris. Lagu Kemesraan
versi terakhir ini adalah titik awal populer nya lagu gaya ‘keroyokan’
di Indonesiayang saat itu memang sedang menjadi trend. Karya ini sampai
sekarang menjadi lagu ‘wajib’ perkumpulan ibu-ibu atau acara seremonial
lainnya.
4.
Iwan Fals pernah membuat lagu berjudul ‘Anissa’ yang intinya bercerita
tentang kelahiran putri keduanya (Anissa Cikal Rambu Bassae) dimana
banyak peristiwa yang terjadi selama masih didalam kandungan. Sedianya
lagu ini masuk dalamalbum ‘Aku Sayang Kamu’ pada tahun 1986. Namun tidak
jadi dimasukkan dengan alasan pihak recording (Musica Studio) tidak mau
mengambil resiko menampilkan lagu dengan lirik yang keras. Kalau kita
baca sampul album ‘Aku Sayang Kamu’, pada bagian penata musik terdapat
kata-kata Anissa namun lagu ini tidak pernah ada. Lagu ini sempat
diputar di radio tetapi hanya sebentar. Beberapa fans fanatik beruntung
bisa mendapat rekamannya dan menjadikan koleksi yang berharga.
5.
Iwan Fals pernah mengusulkan nama ‘Septiktank’ sebagai nama grup band
yang akan dibentuk pada tahun 1989 bersama Jabo, Yockie, Naniel, Nanoe,
Innisisri, Totok Tewel dan Tatas. Namun beberapa personil menolaknya
sehingga dilakukan lotere. Dan terpilihlah nama ‘Swami’ yang merupakan
usulan dari Jabo. Ini plesetan dari kata ‘suami’ karena mereka semua
sudah beristri. Nama Swami dan Iwan Fals tidak bisa dilepaskan dan
melahirkan single hits yang begitu fenomenal sepanjang masa yaitu lagu
‘Bento’.
6.
Pitat Haeng, sebuah nama yang mungkin asing ditelinga kita. Tapi
tahukah anda, nama ini adalah nama samaran yang digunakan Iwan Fals.
Nama ini dipakainya ketika menciptakan lagu yang cukup terkenal di era
90-an berjudul ‘Pak Tua’ untuk Elpamas sebuah grup band, dan pernah
digunakan ketika membantu album ‘Bukan Debu Jalanan’ (1991) milik Sawung
Jabo. “Pitat Haeng itu bahasa slengnya Jogja untuk Iwan Fals. Pitat itu
Iwan, Haeng itu Fals. Dia pake nama itu karena nggak mau orang lain
membeli album saya karena ada namanya. Dia punya pikiran yang baek”,
kata Jabo. Iwan Fals suka membuat karya untuk orang lain dengan nama
samaran. Dan kemungkinan masih ada beberapa nama yang belum pernah
diketahui.
7.
Album ‘Cikal’ (1991) adalah salah satu album solo paling dahsyat dalam
sejarah karir Iwan Fals. One of Iwan Fals’s loose albums. Terdapat
sentuhan jazz dalam beberapa lagu seperti ‘Proyek 13’ dan ‘Cendrawasih’.
Kemampuan Iwan Fals menulis lirik disini benar-benar mengagumkan. Album
ini hanyalah sebagian dari kejeniusan seorang Iwan Fals. Ini adalah
album dimana Iwan Fals menanggalkan bayang-bayang Bob Dylan, dan dia
melakukan dengan sempurna.
8. Album
'Hijau' adalah album Iwan Fals yang ‘melawan arus’. Namun album yang
keluar pada tahun 1992 ini sangat istimewa, baik pengerjaan musik,
lirik, maupun kisah dibalik prosesnya. Iwan Fals sempat akan
membakar master album ini sebelum diproduksi. Alasannya Iwan Fals merasa
tersinggung albumnya ditawar-tawar oleh dua produser dari Harpa Record
dan Prosound yang bersaing ketat membeli master album ini. Setelah album
‘1910’ (1988), Iwan Fals tidak dikontrak lagi dengan Musica Studio.
Akhirnya master album ini dibeli oleh Prosound seharga Rp.365 juta
termasuk sampul yang dibuat Dik Doang dan video klip. Bayangkan nilai
segitu pada 1992. Sayangnya album yang mengusung musik kontemporer
berkualitas tinggi ini tidak terlalu laku. Bukan album yang mudah
dikonsumsi telinga pendengar biasa. Dan lebih tepatnya bisa dibilang
hanya yang mengerti musik yang bisa mengatakan album ini luar biasa.
9.
Iwan Fals hanya membutuhkan gitar akustik dan harmonika untuk
menghasilkan sebuah album yang mengagumkan dan luar biasa. Pada album
‘Belum Ada Judul’(1992) dia kembali ke gaya awal. Walaupun karya Iwan
Fals di album ini mengingatkan kembali pada karya-karya Bob Dylan,
terutama tiupan harmonikanya, tetap saja kalau bicara soal album akustik
ini adalah karya Iwan Fals yang paling maksimal dari yang pernah ada.
Album ini direkam secara live hanya selama 6 (enam) jam.
10.
Iwan Fals kembali mengusulkan nama nyeleneh untuk grup band barunya. Ia
pernah mengusulkan nama ‘Duda’ untuk band yang formasinya tidak jauh
beda dengan grup ‘Swami’ yang telah lama vakum. Namun usul itu ditolak,
dan akhirnya sepakat menggunakan nama ‘Dalbo’ yang berarti anak
genderuwo. Album ini meluncur pada tahun 1993.
11.
Kalau diperhatikan, beberapa tahun terakhir ini kita tidak pernah
mengetahui apa merk gitar atau alat musik lainnya yang digunakan
oleh Iwan Fals juga musisi pendukung dalam setiap konsernya. Semua merk
atau logo baik yang ada di alat musik dan sound system selalu ditutupi
atau dihilangkan. Hal yang sama juga berlaku pada background panggung
yang bersih dari sponsor.
12. Album
‘Manusia Setengah Dewa’ (2004) adalah sebuah album akustik Iwan Fals
yang mengingatkan kembali kepada album ‘Belum Ada Judul’ (1992). Album
ini sempat mendapat protes karena tampilan gambar di covernya. Album ini
dikerjakan secara live dan memakan waktu 2 (dua) bulan. Yang menarik
disini adalah, setelah proses rekaman sudah final dan siap diproduksi,
Iwan Fals baru sadar kalau dia lupa memainkan harmonika. Untuk mengulang
lagi jelas memakan waktu, akhirnya album ini total hanya menampilkan
permainan gitar akustik Iwan Fals.
0 comments:
Post a Comment