Meningkatkan Kesadaran
Karena kesadaran adalah dasar dari semua realitas, setiap pergeseran
kesadaran merubah setiap aspek realitas kita. Realitas diciptakan oleh
kesadaran yang dibedakan oleh kognisi, suasana hati, emosi, persepsi,
perilaku, ucapan, interaksi sosial, lingkungan, interaksi dengan
kekuatan alam, dan biologi. Ketika kesadaran berkembang, aspek-aspek
yang berbeda dari kesadaran juga akan berubah.
Meskipun setiap tradisi spiritual berbicara tentang keadaan kesadaran
yang lebih tinggi, terutama di dalam Vedanta dimana kita menemukan
seperti peta terstruktur dari tahap-tahap perkembangan. Rata-rata orang
hanya mengalami tiga kondisi kesadaran sepanjang hidupnya. Itu adalah
kondisi tidur nyenyak, mimpi, dan kondisi kesadaran ketika terbangun.
Fungsi otak yang diukur adalah berbeda di masing-masing kondisi. Biologi
Otak dan gelombang otak menunjukkan karakteristik yang tepat dan
berbeda antara kondisi tidur, mimpi, dan kondisi kesadaran ketika
terbangun.
Praktek spiritual atau sadhana memulai proses dimana seorang individu
mengubah kesadaran nya dari tiga kondisi umum dari kesadaran menjadi
kesadaran yang “lebih tinggi”. Melalui dari salah satu dari empat
latihan yoga utama (Yoga menjadi, merasa, berpikir, melakukan) pikiran
kita akan dibawa kepada kondisi yang murni. Di balik ke-3 kondisi
kesadaran terdapat kondisi kesadaran lain: kesadaran jiwa, kesadaran
Cosmic, kesadaran Ilahi dan kesadaran Kesatuan. Ketika setiap keadaan
kesadaran itu terungkap dalam diri kita, ini akan membuka kita untuk
masuk ke suatu realitas yang lebih luas yang lebih baru. Mari kita bahas
masing-masing kesadaran ini satu persatu:
Kesadaran Jiwa adalah kondisi yang kita alami ketika referensi internal
kita bergeser dari tubuh, pikiran, dan ego, menjadi pengamat tubuh,
pikiran, dan ego. Kita mengalami dan menumbuhkan kesadaran Jiwa saat
kita bermeditasi. Pengamat ini biasa dikatakan sebagai kesadaran
menyaksikan. Selama meditasi, seseorang mulai mengidentifikasi dengan
aspek Diri yang yang melampaui pemikiran dan perasaan, (saksi bisu), dan
kemudian ia mulai merasa lebih tenang, terpusat dan intuitif dalam
kehidupan sehari-hari. Ketika menyadari inti otentik dari soliditas diri
sendiri, ada drama emosional yang berkurang dalam hidup mereka.
Hubungan menjadi lebih penuh kasih dan sayang dan menemukan satu
hubungan yang lebih lebih peduli dengan lingkungan dan alam. Dengan
pengalaman menjadi saksi bisu, biologi kita juga akan mencerminkan
keseimbangan yang lebih besar dan memulai pengaktifan mekanisme
homeostatis. Meditasi telah dibuktikan dapat menurunkan stres, membuat
denyut jantung lebih lambat, tekanan darah lebih rendah, meningkatkan
fungsi kekebalan tubuh, dan secara teratur dan tepat dapat membuat
mekanisme perbaikan diri. Mereka yang berlatih meditasi kurang rentan
terhadap penyakit.
Kesadaran kosmic adalah keadaan ketika kesadaran jiwa menjadi stabil dan
kesadaran mengamati hadir sepanjang waktu dalam kondisi terbangun,
bermimpi, dan tertidur. Keadaan kesadaran ini kadang-kadang digambarkan
dalam tradisi kuno sebagai kondisi lokal maupun non-lokal secara
bersamaan. Diri menjadi saksi bisu dari yang tak terbatas, namun tubuh
dan pikiran terkondisi lokal. Dalam tradisi Kristen frase “berada di
dunia ini tapi tidak dari dunia ini,” menggambarkan rasa kesadaran
Kosmis. Dalam keadaan ini, bahkan selama tidur nyenyak, kesadaran
mengamati ini sepenuhnya hadir dan ada kesadaran bahwa ia bukan
pikiran/tubuh, yang selalu mengalami perubahan, melainkan roh yang kekal
yang melampaui ruang dan waktu.
Aspek yang paling luar biasa dari kondisi kesadaran ini adalah
pengetahuan bahwa kita abadi dan karena itu kita tidak takut mati.
Meskipun kesadaran Cosmic bukanlah puncak pencerahan, namun itu menandai
transisi kritis melewati identitas terikat dan hidup terkondisi, untuk
kemudian hidup dalam kebebasan dalam pengetahuan diri.
Kesadaran Ilahi adalah perluasan kesadaran kosmik dimana kesadaran
mengamati yang selalu hadir dialami tidak hanya dalam keheningan Diri,
tetapi juga dalam kualitas yang paling abstrak dari alam dan pikiran.
Potensi terbengkalai seperti kebangkitan indra nonlocal (disebut dalam
bahasa Sansekerta sebagai tanmatras) mulai dialami. Ketika pikiran
individu mulai mengakses alam yang tidak terakses oleh jiwa, mereka akan
mengaktifkan kemampuan spiritual yang luar biasa yang sebelumnya
dianggap tidak mungkin tercapai. Ini termasuk pengalaman seperti
pengetahuan tentang masa lalu dan masa depan, kewaskitaan, kepekaan pada
penciuman, sentuhan, penglihatan, dan pendengaran, kontrol atas
fungsi-fungsi tubuh, denyut jantung, dan fungsi otonom lain. Dengan kata
lain, objek akan dialami secara bersamaan pada tingkat sensorik kasar,
halus, dan tingkat-tingkat yang lebih abstrak. Apresiasi kehidupan dari
perspektif yang lebih halus merupakan keterlibatan nyata dari hati dan
cinta sebagai mesin pertumbuhan rohani pada tahap ini. Dengan mengalami
pola dan koneksi yang lebih dalam yang mendasari keragaman eksternal,
kita menemukan jiwa kita dibawa pada rasa yang mendalam terhadap
keindahan, kekaguman, syukur kasih sayang, dan cinta.
Kekuatan mengintegrasikan dari kualitas ini menyatukan dunia yang
terpolarisasi dari kesadaran Kosmis yang dibagi antara Diri dan
non-Diri. Dalam Kesadaran Ilahi harmonisasi dan kekuasaan mensintesa ini
dirasakan sebagai kehadiran Ilahi dalam hati kita. Kemanapun kita pergi
kita selalu merasakan kehadiran Ilahi. Para pelihat Veda akan
mengatakan dalam kesadaran Ilahi, tidak sulit untuk menemukan Tuhan,
tetapi sulit untuk menghindariNya. Pada tahap ini, ada sebuah keyakinan
yang lebih besar terhadap eksistensi keabadian, bukan hanya sebagai
kesadaran nonlokal, tetapi juga dalam pengetahuan bahwa Anda adalah
kehadiran abadi cinta ilahi. Kesadaran Ilahi ini juga membawa pengalaman
yang lebih dalam terhadap pembebasan, ketika dunia indera eksternal
tidak lagi dilihat sebagai semacam pengasingan spiritual dimana jiwa
harus bertahan, melainkan dunia ini adalah manifestasi keindahan, cinta
dari kesadaran kita dan oleh karena itu tidak terpisahkan dengan
spiritualitas seseorang.
Kesadaran Kesatuan juga disebut sebagai kesadaran Brahman. Ini adalah
keadaan kesadaran di mana saksi yang selalu hadir tidak hanya diakui
sebagai Diri inti dari keberadaan seseorang, sekarang dianggap sebagai
realitas utama dari setiap pengalaman. Anda, sebagai pengamat, adalah
kesadaran murni.
Proses mengamati adalah kesadaran tersebut. Dan objek yang diamati
adalah kesadaran murni yang sama. Puncak dari pencerahan adalah
pengetahuan bahwa hanya ada kesadaran saja, bahwa kesadaran adalah semua
yang Ada, pernah Ada, atau yang akan ada. Bahwa kesatuan, atau
Persatuan, mendominasi kesadaran bahkan sebagai satu-satunya yang
terlibat dalam rincian kehidupan duniawi yang sama seperti sebelumnya.
Kita tidak lagi mengidentifikasi dengan tubuh-pikiran individu dan
melihat seluruh alam semesta sebagai satu tubuh fisik. Tentu saja, ada
tubuh pribadi dan ada alam semesta material, yang dialami melalui
indera, tetapi mereka sekarang mengenali adanya Satu realitas kesadaran.
Potensi yang sebelumnya tidak aktif sekarang sepenuhnya bisa beroperasi.
Itu adalah kemampuan untuk menyembuhkan dan mengubah orang lain dan
segala sesuatu yang dialami sebagai mukjizat. Sekuntum Bunga dilihat
sebagai bunga tetapi juga dialami sebagai pelangi, sinar matahari, bumi,
air dan angin, udara dan kekosongan yang tak terbatas dan sejarah
seluruh alam semesta yang berputar-putar dan mewujudkan diri sebagai
bunga. Dengan kata lain setiap objek dipandang sebagai total alam
semesta yang bermanifestasi sebagai objek tertentu. Dan di belakang
layar orang bisa merasakan adanya kesadaran mengamati selalu hadir yang
sama yang sekarang berada di keduanya subyek dan obyek. Kesadaran
Persatuan adalah tingkat tertinggi kebebasan dari rasa takut. Hal ini
ditandai dengan rasa kekal sukacita dan damai. Tidak ada hal ”lain” di
luar diri yang menjadikan rasa takut, dan tarian konstan kesatuan yang
menyamar sebagai keanekaragaman dipandang sebagai sifat indah dari
kehidupan itu sendiri. Semua ciptaan dipandang sebagai permainan
kesadaran atau Leela.
Keadaan pencerahan bisa dibandingkan dengan setetes air yang sedang
mengalami dirinya sebagai lautan, mengetahui bahwa ia adalah laut
sepanjang waktu. Anda dan Tuhan sekarang adalah satu karena tidak ada
yang diluar itu. Kadang-kadang ketika orang mencoba mengkonsepkan ini
dengan memproyeksikan rasa diri saat ini ke dalam kesadaran Persatuan,
mereka takut akan kehilangan identitas lama mereka, mereka takut akan
kehilangan keberadaan mereka, kenangan dan perspektif individu mereka.
Tetapi orang yang tercerahkan tidak ‘melihat seperti itu. Mereka
memahami bahwa identitas personal adalah ilusi. Mereka menyadari bahwa
tidak ada yang nyata atau berharga yang pernah hilang di jalan menuju
pencerahan. Mereka mengalami identitas asli mereka, tetapi baru sekarang
mengakui dalam kelengkapan dan kemuliaan penuh.
Keadaan ini tentu saja dijelaskan dalam tradisi Vedanta tetapi secara
indah ditangkap dalam kalimat berikut dari TS Elliot:
Kita tidak akan pernah berhenti untuk bereksplorasi
Dan akhir dari eksplorasi kita
Akan tiba di mana kita memulainya
Dan mengetahui tempat tersebut untuk pertama kalinya.
Ini adalah garis besar singkat kondisi kesadaran yang lebih tinggi hanya
dimaksudkan untuk memberikan pengertian umum dari terungkapnya potensi
manusia. Adalah penting untuk menekankan bahwa perkembangan spiritual
tidak didasarkan pada intelektual atau keimanan seseorang. Pencerahan
tidak bisa dicapai hanya dengan membaca dan belajar, atau dengan
keyakinan sungguh-sungguh terhadap sesuatu di luar diri Anda.
Perkembangan keadaan kesadaran yang lebih tinggi terutama datang kepada
kita secara teratur dan sistematis dengan mengalami nilai-nilai lebih
dalam dari diri dan kemudian mengintegrasikan itu ke dalam kehidupan
sehari-hari. Pengalaman khusus yang dimiliki individu dalam perjalanan
ini, tentu akan bervariasi, tidak hanya berdasarkan tradisi spiritual
dan praktek yang dijalankan, tetapi juga berdasarkan sejarah
masing-masing dan kecenderungan pribadi Anda.
0 comments:
Post a Comment